01 December, 2008

MEMORI MASA SMA.

Apa kabar malam. Malam ini Ibangduan kembali hadir bersama kalian dalam pesona Biskal yang mengalun indah oleh suara merdu KAK TISA LESTARI si kutilan gamasi. Pondok Malino jaya adalah tempatku berlindung dari panas dan dingin. Dari sini pula kusapa sahabat-sahabatku, seperti yang ada dalam naskah ini,dan tak lupa pula kepada biskalter gamasi, kru free movie makassar, pendengar biskal dimanapun berada. Sungguh kunanti dering kerinduan itu dinomor ini 085299664969 Bangunkan saya oleh denting melodi seruni yang tertiup dari seruling sang gembala. Nyanyian dingin yang mengalun merdu pastilah membuatku menari dalam palung kerinduanku. Cintaku, mimpiku, anganku, dambaku, selalulah teriring kepada kampung halamanku. Nantikanlah aku sebagai rinduku yang tak pernah pupus. MEMORI MASA SMA. Sore itu entah mengapa hatiku begitu rindu dengan suasana desa. Yach, semilir angin yang sepoi, desah bayu dibalik daun, gemericik air disela batuan, aroma rumput ilalang, aroma hutan basah, ceria anak-anak disungai, suara embek kambing, cicit ayam, dan semuanya. Semua itu kembali dibenakku ketika kusendiri duduk termenung ditaman tua ini. Sore itu, sinar emas sang surya menyapa hamparan rumput hijau. Kurasakan hangat tembaga itu melantunku dalam mimpi-mimpi nirwana. Rasa kantuk menggantung dipelupuk mataku. Rasanya begitu damai. Begitu melenakan. Begitu nyaman. Tak sadar kusandarkan badanku diatas permadani rumput berbantalkan kedua tanganku. Kubiarkan anganku terbang. Kubiarkan mimpiku meremang. Dan akhirnya desa Arabika, desa Balassuka, Manipi menjadi latar sinetron khayal seorang IBANGDUAN. Sungguh indah masa-masa SMA. Kembali kusebut dalam rinduku nama-nama sahabatku. IDA, HERMAN, BETE, OBET, SATA, NUNUK, KUCHNET, MURNI, RAMANG dan banyak nama lagi. Apa kabar kalian semua?, begitu banyak kisah-kisah konyol saat bersama itu. Sedih, bahagia, yang membuatku ingat dengan kalian. Duhai sahabat-sahabatku. Dimanakah kalian kini?, saya teramat rindu kalian. Masihkah ada disinjai barat? Dikabupaten Gowa? Atau sudah jauh di daerah rantau. Betapa bahagianya kurasa jika biskal IBANGDUAN ini bisa kalian dengar. Mungkin dengan cara ini kita bisa kembali reuni. Kembali ingat kenangan manis bersama itu. Masihkah kalian ingat sewaktu kita masih siswa baru di SMA dulu. Masa orientasi sekolah adalah kenangan yang paling abadi. Saat itu, kita selalu bangun sebelum bedug subuh ditabuh orang. Kita shalat diperjalanan. Jarak rumah kita kesekolah amatlah jauh. Jarak 10 km mesti kita tempuh dengan berjalan kaki. Naik turun lembah meenyeberangi sungai, hutan-hutan kecil, subuh-subuh kita sudah sarapan menggunakan pelita minyak tanah. Duh,……. Perjalanan subuhpun dimulai. Masih segar dalam ingatanku sewaktu kita memotong kompas. Meski dada kita bergemuruh dan takut oleh keangkeran tempat itu. Disubuh buta kala itu. Perjuangan kita memang luar biasa sahabat. Lebatnya hutan, setapak yang menurun, gelap membuat jalan setapak itu nyaris tak terlihat. Kita menyusuri jalan dengan merangkak. Kepala tepat didepan dan kaki teman dibelakang kita menjadi tanda kalau kita tetap bersama-sama. Betapa leganya setelah lepas dari lembah angker itu. Akhirnya kita sampai disekolah. Kampus kita terpencil nun jauh dilembah. Dikelilingi oleh persawahan jauh dari pemukiman penduduk. Senior telah enunggu kita digerbang sekolah. Yach ampun!!!ternyata kita lupa sesuatu. Ternyata kita lupa kalau hari itu kita musti memakai kumis palsu dari kemiri yang kita bakar. Terpaksa kita ambil jamur hitam yang tumbuh di batok bambu yang lapuk. Gatalnya bukan main. HARIS, OBET, NUNUK, IDA, SATA, MURNI, KUCNET, ALLING dimana kalian sekarang?, masihkah seribu kenangan itupun melekat dimemori kalian?, seperti IBANGDUAN yang selalu mengingatnya. Kapan kita bisa kumpul lagi?, kapan kenangan putih abu-abu kembali menyatu?. Saya rindu kalian semua………………………

PAMIT TAKZIM SANG PECINTA.

Seribu kota telah kujambangi bersama selat yang memisah darat. Ditanah bombay kubersemayam, di negeri atap langit kubersemedi dan bahkan kujambangi negeri matahari terbit, negeri sungai kuning namun semuanya hanya bias yang mengada. Potongan hatiku yang musti kurekat ternyata ada dinegeri mammiri meski kini kuharus siap muram lagi. Meringis karena kecewa yang mendera. PAMIT TAKZIM SANG PECINTA. Gerimis yang kembali jatuh malam ini masih menyisa dingin dan semilir angin yang sepoi. Waktu trus beranjak menuju titik larut sang malam. Malam yang gelap. Malam yang sunyi. Malam yang mendekap detak menjadi simfoni yang gamang. Malam ini, adalah malam ke tujuh kulakukan shalat istiharah. Sengaja kulakukan untuk meminta ilham sebelum kuambil satu keputusan diantara dua tebing yang musti kupilih. Meski sakit,………. Meski tak rela,……….. Meski tak kuat kubulatkan tekadku mengambil keputusan ini. Keputusan yang kuyakini awalnya begitu sakit!!!! Sungguh gegabah. Dan mungkin terlihat bodoh dimatamu. Namun kuharap inilah obat penawar akar racun yang selama ini mengendap dikehidupan yang tak pernah kusadari. Semoga inilah pelita yang akan menjadi obor perjalanan demi hidup kita masing-masing. Kekasih,…….. Dimalam ini dari tempatku menatap tak kumelihat purnama diatas sana. Dimana dia. Apakah kau disana bisa melihat cahayanya. Hanya beberapa bintang yang berkedip lemah lelah menyibak tabir megah hitam yang begitu angkuh menutup tempayang langit itu. Sengaja kunyalakan lilin-lilin putih kuharap kehadirannya bisa menemaniku. Mendengar curahan hatiku. Dan menjadi saksi akan ketulusan hatiku yang sebenarnya. lilin-lilin putih itu tahu siapa saya. Bagaimana saya. Semuanya dia tahu. Kasih,………. Masihkah kau ingat awal dari perjumpaan kita. Kita kenalan melalui dunia maya itu. Kusebutkan siapa diriku yang sebenarnya apa adanya. Tak ada yang kukurangi terlebih kulebih-lebihkan hanya karena ingin mendapat simpatimu. Kupaparkan pula komitmen dan prinsip seorang MISTERALFALELO dalam berkasih sayang dengan orang yang saya puja. Saat itu,kau memenuhi segala syarat itu. Kita kenalan, akrab, dan akhirnya memutuskan mengikat hati sebagai sepasang merpatih putih dikastil angkasa. Tuhan begitu pengasih. Diberikan kepadaku kekasih yang begitu sempurna. Indah hatinya. Indah sikapnya. Dan tentu indah parasnya. Saat itu, saya merasa tlah sempurna sebagai seorang insan. Kudapatkan kembali potongan tulang rusukku yang sengaja diambil untuk kucari kembali. Kaulah wanita yang mampu mencairkan batu beku dihati seorang MISTERALFALEO. Namun,…… Mengapa hujan jatuh ditengah terik yang memanggang. Semilir angin yang sepoi kini murka bagai badai dimusim dingin. Hangat sang surya kini memanggang buas. Ternyata semua surga itu adalah fatamorgana yang memuai tiada sisa untuk seorang MISTERALFALEO. Semuanya mimpi!!! Semuanya kelabu!!! Semuanya palsu!!! Seiring waktu yang terus berlalu, sedikit demi sedikit saya tahu siapa kau yang sebenarnya. tadinya saya ragu dan berharap apa yang kutahu itu adalah salah. Namun keyakinan akhirnya bersamaku kalau itulah kau yang sebenarnya. Sejak itulah, sedikit demi sedikit saya menarik diri dari kehidupanmu. Saya mundur kekasih. Saya mundur dari komitmen yang pernah kita rajut dulu. Ternyata kita beda. Teramat berbeda. Saya baru tahu. Ternyata………….kau bukan permata yang kucari. Kau anak berada. Putri tunggal seorang ternama dikota ini. Sungguh beda dengan kehidupanku. Saya mundur kekasih. Mundur. Biarlah perkenalan kita ini kita antar kebatas sahabat saja. Yach, sahabat saja. Saya tahu. Kau begitu baik. Maafkan saya kasih. Tak mungkin timun bisa tegar disamping duren yang berduri.