18 August, 2008

MANTRA TERATAI SANG NIRWANA

Kubiarkan raga yang tinggal sepah ini kuyuh tersiram hujan, dibelai angin yang terus membadai bersama alam sunyi yang terpekur pasrah ditelan gelap yang memayung di atas tempayang langit.

Kurasakan gejolak jiwa ini ibarat guruh yang terus membahana diatas sana. Amarah ini…….emosi ini……. Entah ingin kutumpahkan kepada siapa. Aku muak!!!. Aku lelah!!!. Dan aku jenuh. Saya tak bisa hanya diam dan diam dikala kalian silih berganti datang kepadaku hanya untuk menebar pesona dan rayu. Cukuplah kuncup bunga hatiku yang dulu gugur bersimpuh dalam peluk bumi sebagai tanda layunya hati seorang nirwana yang kalah karena cinta yang biru. Kalian telah membuatku lena dalam mimpi yang terus membekapku. Membuatku tertidur dalam singgasana kelam yang tadinya kuharap sebagai rangkai pesona bianglala yang begitu indah.

Jangan samakan saya seperti yang lain. Hanya dengan sejumput rayu kau ingin menguburku dalam kubangan yang kau cipta. Saya tak akan lekang oleh godaan kilau emas permata yang sengaja kau asah dari batu yang hitam. Hanya untuk memukau seorang nirwana. Nirwana bukan sosok seperti itu.

Inilah kekuatan dari raga yang selalu terlecehkan. Ini berontakku. Ini geliatku. Ini amarah yang selama ini hanya suri dalam kepasrahan yang sengaja kubekam sekian lama. Jangan kau coba lagi menyulut amarahku kalau kau tak ingin bara api ini berkobar memanggangmu. Sungguh. Selama ini saya diam, saya mengalir lemah nyaris tiada deru dan sengau. Namun bila saatnya tiba sayapun akan menjelma menjadi bah yang akan menghanyutkanmu ke batas samudra yang mungkin tak pernah kalian bayangkan.

Kutanya kalian!!!!

Kalian yang merasa kulukai. Kapan kutikamkan belati candu seperti yang kalian tuduhkan?!dimana luka dan borok sebagai bekas dan saksi semuanya. Dimana darahnya mengalir. Tunjukkan didepan mataku!!!. Jangan hanya lantang berteriak kala telingahku lelap dalam semedinya!!!!

Kutanya kalian!!!!

Kapan dan dima mulut ini pernah menguntai aksara, mengukir rayu, menyebar racun pesona berbalut amarah. Siapa diantara kalian yang terpikat tanpa sadar pada genangan hitam yang saya tebar. Siapa?mengapa kalian hanya tertunduk tanpa merani menatapku. Mana sorot mata elang yang kalian selalu banggakan itu.ayoo!!! tatap sorot mataku. Lihat bara amarah yang tak pernah merah kini siap menantang kalian.

Kalian………………..

Tanya mata kalian.

Tanya telingah kalian.

Tanya indra kalian.

Tanya hati nurani kalian.

Kapan dan dimana seorang Nirwana menjadi racun dalam hidup dan kehidupan kalian

Kapan?!

Dimana?!

Jangan kalian menjadi sosok munafik yang selalu bangga dengan kebodohan dan keangkuhan yang tak musti kalian kekalkan itu.

No comments: