01 December, 2008

PAMIT TAKZIM SANG PECINTA.

Seribu kota telah kujambangi bersama selat yang memisah darat. Ditanah bombay kubersemayam, di negeri atap langit kubersemedi dan bahkan kujambangi negeri matahari terbit, negeri sungai kuning namun semuanya hanya bias yang mengada. Potongan hatiku yang musti kurekat ternyata ada dinegeri mammiri meski kini kuharus siap muram lagi. Meringis karena kecewa yang mendera. PAMIT TAKZIM SANG PECINTA. Gerimis yang kembali jatuh malam ini masih menyisa dingin dan semilir angin yang sepoi. Waktu trus beranjak menuju titik larut sang malam. Malam yang gelap. Malam yang sunyi. Malam yang mendekap detak menjadi simfoni yang gamang. Malam ini, adalah malam ke tujuh kulakukan shalat istiharah. Sengaja kulakukan untuk meminta ilham sebelum kuambil satu keputusan diantara dua tebing yang musti kupilih. Meski sakit,………. Meski tak rela,……….. Meski tak kuat kubulatkan tekadku mengambil keputusan ini. Keputusan yang kuyakini awalnya begitu sakit!!!! Sungguh gegabah. Dan mungkin terlihat bodoh dimatamu. Namun kuharap inilah obat penawar akar racun yang selama ini mengendap dikehidupan yang tak pernah kusadari. Semoga inilah pelita yang akan menjadi obor perjalanan demi hidup kita masing-masing. Kekasih,…….. Dimalam ini dari tempatku menatap tak kumelihat purnama diatas sana. Dimana dia. Apakah kau disana bisa melihat cahayanya. Hanya beberapa bintang yang berkedip lemah lelah menyibak tabir megah hitam yang begitu angkuh menutup tempayang langit itu. Sengaja kunyalakan lilin-lilin putih kuharap kehadirannya bisa menemaniku. Mendengar curahan hatiku. Dan menjadi saksi akan ketulusan hatiku yang sebenarnya. lilin-lilin putih itu tahu siapa saya. Bagaimana saya. Semuanya dia tahu. Kasih,………. Masihkah kau ingat awal dari perjumpaan kita. Kita kenalan melalui dunia maya itu. Kusebutkan siapa diriku yang sebenarnya apa adanya. Tak ada yang kukurangi terlebih kulebih-lebihkan hanya karena ingin mendapat simpatimu. Kupaparkan pula komitmen dan prinsip seorang MISTERALFALELO dalam berkasih sayang dengan orang yang saya puja. Saat itu,kau memenuhi segala syarat itu. Kita kenalan, akrab, dan akhirnya memutuskan mengikat hati sebagai sepasang merpatih putih dikastil angkasa. Tuhan begitu pengasih. Diberikan kepadaku kekasih yang begitu sempurna. Indah hatinya. Indah sikapnya. Dan tentu indah parasnya. Saat itu, saya merasa tlah sempurna sebagai seorang insan. Kudapatkan kembali potongan tulang rusukku yang sengaja diambil untuk kucari kembali. Kaulah wanita yang mampu mencairkan batu beku dihati seorang MISTERALFALEO. Namun,…… Mengapa hujan jatuh ditengah terik yang memanggang. Semilir angin yang sepoi kini murka bagai badai dimusim dingin. Hangat sang surya kini memanggang buas. Ternyata semua surga itu adalah fatamorgana yang memuai tiada sisa untuk seorang MISTERALFALEO. Semuanya mimpi!!! Semuanya kelabu!!! Semuanya palsu!!! Seiring waktu yang terus berlalu, sedikit demi sedikit saya tahu siapa kau yang sebenarnya. tadinya saya ragu dan berharap apa yang kutahu itu adalah salah. Namun keyakinan akhirnya bersamaku kalau itulah kau yang sebenarnya. Sejak itulah, sedikit demi sedikit saya menarik diri dari kehidupanmu. Saya mundur kekasih. Saya mundur dari komitmen yang pernah kita rajut dulu. Ternyata kita beda. Teramat berbeda. Saya baru tahu. Ternyata………….kau bukan permata yang kucari. Kau anak berada. Putri tunggal seorang ternama dikota ini. Sungguh beda dengan kehidupanku. Saya mundur kekasih. Mundur. Biarlah perkenalan kita ini kita antar kebatas sahabat saja. Yach, sahabat saja. Saya tahu. Kau begitu baik. Maafkan saya kasih. Tak mungkin timun bisa tegar disamping duren yang berduri.

No comments: