07 March, 2008

CELOTEH LIRIH SANG DATUK

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dengan penuh bangga dan rasa rindu kembali irwan jafar menyapa semua orang. Murni, niart, nana, eky, asmi, ayu, mila, sifa dipondok malino jaya. Mpubetavirgo di pondok kerinduan, Pungga sebagusdeltu, Abdullah STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR, Imang Saputra, Matematika UNM, Maphan UNM, amirullah diperikanan UMI, andi taufik di informatika Teknik UMI, Hipma gowa di racing centre, SMP ARABIKA, SMUN Manipi, Taslim dan Salsa di Arango, Desa Balassuka kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa, kru harian Fajar di graha pena, semua personil PSG (persatuan sambalu gamasi), dan semua pendengar biskal gamasi 105,9 fm. Salam hangat dari irwanjafar. Spesial naskah ini kuupetikan buat sahabat-sahabatku yang kini berstatus sebagai seorang guru dimanapun berada.
Mengapa rimba dan penghuninya padu dalam harmoni?! Itu karena mereka hidup dengan alurnya. Biarkan burung terbang, biarkan ikan-ikan berenang, biarkan binatang berkaki empat berlari kencang dan bunglon abadi dalam 1000 warna. Keekacauan mulai membayang ketika manusia datang dengan pongah kekhalifaannya. Diinginkannya suatu jiwa yang bisa terbang,berenangm berlari dan merona hanya dalam satu langkah.
Celoteh lirih sang Datuk
Sengaja kutulis naskah ini, sebagai penyuaraku. Entah mengapa diriku tak cukup mampu mengungkapkannya langsung didepanmu. Apakah karena aku sungkam padamu?! Apakah aku begitu menyanjungmu?1 atau justru………minder dengan dirimu. Sekarang status memisahkan kita. Dia mengada diantara kita. Menjadi dia diantara kau dan aku. Sehari-harinya aku masihlah seorang siswa bagi seorang dosen. Sementara kau adalah guru bagi siswamu. Mungkin karena itu sobat aku menjaga jarak denganmu kini. Aku tahu diri. Aku tahu batas. Mataku masih jernih menatap bayang dicermin ini. Tak mungkin kita seperti dulu lagi. Ketika kita masih sama-sama menyandang gelar mahasiswa. Sahabatku!!!!!! Kau bahagia dengan kesuksesanmu kini. Namun, aku orang pertama yang merasa bangga sebagai sahabatmu. Ada kebanggaan tersendiri pernah akrab denganmu, pernah bersahabat, bahkan pernah makan dan minum dalam satu wadah yang sama. Tak salahlah bila rasa bangga itu selalu memenuhi hari-hariku. Sahabatku!!!!!! Biskal ini tak lebih celoteh dari seorang irwanjafar yang naif. Tak ada niat berceramah apatahlagi menggurui dirimu. Sungguh, kemampuanku tak sampai kesana. Tak mungkinlah aku berdiri sama tinggi dengan dirimu kini. Kau melaju begitu cepat meninggalkan aku yang hanya bisa merangkak laksana sifut yang berlari. Ibarat menjual kilau sebagai pesona, aku hanyalah akik dari beling dan engkau batu sapire odine. Aku hanya berkilau oleh ketangkasan sang pandai besi dalam memancarkan pesona yang kumiliki. Sementara kau adalah kilau yang sejati. Itulah perumpamaan bagi kita berdua, sahabat!!!. Anggaplah pula goresan tangan ini hanyalah cicit burung kecil yang juga ingin berkicau merdu berharap sang petualang melirik kesini meski hanya sebelah mata. Sahabatku!!!! Kalau suatu waktu nanti kita bersua lagi, masihkah bisa bercanda seperti dulu lagi?masihkah boleh kusebut namamu dengan polos? Bahkan nama kecilmu yang mungkin tlah terdengar asing ditelingahmu. Ataukah…………musti kusebut titel-titel yang melekat diawal dan akhir namamu. Seperti katamu, titel-titel itu tak kau pungut dari tong sampah, tak kau petik dipinggir jalan, ataupun jatuh dari langit begitu saja. Semuanya serba rupiah. Semuanya pakai waktu, tenaga, bahkan darah dan air mata. Seperti yang kerap kau bilang padaku,meski aku menjual “nenek” sekalipun tak sanggup kugapai semua itu. Mr. Xxx. S.Pd. S.Si. M.Sc Sengaja namamu aku samarkan. Dan titelnya aku tulis lengkap. Diantara 1000 kelebihanmu, ada noda yang membayang. Aku ingin menghapus noda itu melalui biskal gamasi ini. Karena aku yakin kau tak pernah sadar noda itu melekat pada dirimu. Ataukah memang sengaja kau acuhkan semuanya. Mr. Xxx. S.Pd. S.Si. M.Sc Setiap kita berkumpul lagi, aku lebih banyak diam dan diam. Jadi pendengar setia dimana kau sebagai pembicaranya. Aku hanya bisa tertunduk menyimak ceritamu. Kebangganamu, sukacitamu, dan bahkan sikap jahilmu kepada anak didikmu sendiri. Aku diam bukan karena mengiyakan perbuatanmu. Ada saatnya diam itu emas namun ada saatnya pula bicara itu permata. Sahabatku!!!! Aku tak setuju bila kau anggap guru hanya sebagai profesi belaka. Kewajiban semata. Tidak seperti itu sahabat!!!. Bagiku seorang guru adalah pendidik dan pengajar. Dialah yang mengajarkan aapa yang tidak kita tahu menjadi tahu. Membimbing kita, mensupport kita, mendorong dan mengawasi kita dalam meraih sebuah cita. Guru adalah profesi yang teramat mulia, sahabat. Profesi yang penuh dedikasi tak hanya sebaatas tugas belaka. Sahabat!!!! Iqra’. Bacalah . dan bacalah. Amati fenomena itu. Coba kau perhatikan anak ayam itu, lihat pula anak rajawali itu, ikan-ikan itu, dan anak kambing itu. Apakah engkau melihat ada diantara mereka yang bisa terbang, bisa berlari, berenang dalam satu waktu?! Tidak sahabat!!!. Biarkanlah anak kambing itu tumbuh seperti apa adanya. Biarkan dia berlari keatas gunung, menuruni lembah dan merumput dipadang yang luas. Biarkan anak ayam itu mengais tanah mencari makan, burung terbang mencari hidup, dan ikan berenang mencari makan. Sehebat apapun kau, kau tak akan bisa memaksa hewan berkaki empat itu terbang ataupun berenang. Begitu pula dengan ikan kecil itu. Dia hanya bisa berenang. Jangan kau paksa untuk terbang ataupun berlari. Biarkan pula rajawali terbang melintasi langit dan mencari makan dengan intuisinya. Sahabatku!!!!! Aku tak sepakat kaua seorang anak kau ibaratkan sebagai kanvas yang kosong. Dia hitam bila kau goreskan pena hitammu. Dan dia putih bila kau tumpahkan pewarna putihmu. Bagiku, anak adalah suatu dunia mikrokosmos dengan kompleksitasnya. Dia terlahir dengan potensinya. Dia terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya. Seorang guru hanya menuntun untuk mendapatkan jati dirinya.

No comments: