09 February, 2008

kepak sayap nan patah (nirwana caebora jafar)

Temaram senja kembali membelaiku. Sayup telingahku menangkap bisik sepoi angina yang bisu membawa pesan. Kuraih pena dan kertas putihku sekedar mencoretkan noda tuk melengkapi aksara demi aksara akan kata hatiku, akan jeritan kalbuku yang kadang tak sanggup lagi aku emban.

Betapa berat titah ini harus aku emban. Dalam setiap tarikan nafasku hanya aroma kebencian yang kucium. Dalam tatap nanar mataku hanya keangkuhan yang kuraih. Diriku insan yang terbuang. Diriku insan yang terlupa. Laksana sampah yang teronggok tiada dilirik orang.

Didalam raga adamku ada jiwa hawa…………………………

Dalam fisik ramaku ada tabiat sinta………………………

Dalam titik hitamku ada secercah kemilau…………………..

Dalam beku salju tersimpan bara api…………….. Lalu siapa yang salah? diriku tak pernah meminta terlahir seperti ini. Andai boleh kembali kerahim bundaku, saya ingin terlahir sebagai laki-laki sejati ataupun wanita yang sempurna. Tak mungkin ilahi salah dalam mencipta. Tak mungkin tuhan salah mencipta kaumku. Kaum yang dihinakan……………… Kaum yang tak diakui sebagai bagian dari kuasa tuhan………………. Sungguh…………….. menjerit batin ini bila mendengar orang menghinakanku Diriku adalah bentuk kutukan tuhan………………….. Diriku adalah manusia-manusia durhaka……………………… Kaumku adalah orang-orang kotor…………………….

Kaumku tak mungkin mencium wanginya surga ilahi.

Demikian secuil cercah yang biasa aku dengar. Dan……mungkin akan terus aku dengar sampai batas tiada yang tahu

Tuhan………………………..

Basah mata ini jatuh menetes diatas atlar sujudku. Hanya bahasa kalbu antara hamba dan pencipta yang terukir disana.

Kala kelam……………………..

Kala sunyi………….

Kala hambamu yang lain lena dalam mimpi……………………..

Kuteriak lantang memohon petunjukmu!

No comments: