28 February, 2008

ALUR SEJARAH YANG TERLUPA

Sebelum aku mengibakan kata hati ini, tak ingin lagi namaku bersembunyi malu dibalik tabir. Yach, sayalah entolagape nama yang tak pernah terdengar, nama yang selalu malu karena tiada punya kelebihan. Saat ini, aku berdiam disuatu pondok nan sunyi yang kuberi nama pondok ilusi dijalan mamoa 5. Makassar.

Selalu tergelitik untuk menyapa penghuni pondok malino, mpubetavirgo dipondok kerinduan, Abdullah di stikper Gunung sari makassar, Matematika UNM, Maphan UNM, perikanan UMI, UIN, SMP Arabika, SMU Manipi, desa Balassuka kecamatan tombolo Pao kabupaten Gowa. Salam penuh taslim buat pendengar biskal Gamasi. Semoga, untai kata ini bisa membuatku punya sekat dihati kalian. Kepada kak Tisa Lestari selamat ulang tahun kuucap meski mungkin telah basi oleh waktu yang terus berlalu.

Dalam pandangan keawaman, rona hanya kita simbolkan pada hitam dan putih saja. Kita lupa kalau ada kelabu bersama mereka. Bahkan ada merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu dan nila.

Dalam membaca rasa kerap terlantun manis dan pahit saja.

Kita lupa ada asing, ada asam, gurih dan sepat.

Dan banyak lagi noktah pengungkap yang hanya mengakui satu kelaziman

dan menafikan yang lainnya.

Kusapa kau wahai sang bayu. Berhentilah sejenak dari desahmu yang bisu. Berhentilah sejenak dari gemericikmu membelai dedaunan. Dengarlah kisah ini.

Wahai bintang-bintang digalaksi sana, bersama bulan yang tak jadi purnama. Tetaplah kau tatap mayapada ini. Bersaksi kelam yang kau ungkap, kan kutulis kisahku ini. Kisah hitam. Kisah yang terbuang. Kisah yang tak akan terukir. Inilah kisah seorang anak manusia, yang lelah dan lumpuh karena daya yang dipaksakan. Aku padam ditengah silauku. Aku kerontang ditengah basahku. Aku mati dalam hidupku, aku merunduk layu dan akhirnya gugur mati karena tertimpa cahya yang amat silau. Kisah-kisah lama yang tak bisa dibilang baru. Ingin kuungkap disini. Ingin kubuka disini. Walau diluar sana seribu pasang kuping lelap dalam ketakpedulian. Satu episode yang tabu untuk kuungkap. Aku tahu. Aku sadar. Pandangan mata itu sinis menatapku, melarangku melanjutkan goresan ini, tak boleh tersiar oleh angin, terbisik gelombang biskalnya gamasi. Inilah kisah yang menyedihkan jiwaku, inilah kisahku yang terlupa, inilah kisahku yang tercela, inilah kisahku yang terlarang untuk tercatat di buku sejarah mayapada.

Waktu terus merangkak maju. Tak pernah berhenti apatahlagi kembali ke masa lampau. Hal yang tak mungkin terjadi. Mustil terjadi. Roda waktu kembali menghentakku. Tak terasa 25 tahun sudah aku dalam haribaan ibu pertiwi. Usia yang cukup matang. Usia yang cukup dewasa untuk mengenal cinta.

Dalam sejarah, tergores dengan tinta emas kisah romeo dan Juliet dinegeri sana. Sejarahpun mencatat kisah cinta rama dan sinta di negeri Hindustani, ada pula laila majnun ditanah arabian, ada pula siti nurbaya ditanah rencong. Semuanya berkisah pada satu jiwa yang sama. Cinta dua insan. Cinta yang merah. Dua insan yang berbeda kodrat.

Tetapi…………

Adakah kisah masa lampau yang berkisah indahnya cinta yang seperti kurasakan ini?!. Adakah dalam kisah-kisah roman yang bercerita tentang ini?!!!. Benarkah dalam mitos yunani kuno kalau zeus sang penguasa langit jatuh cinta kepada hermes sang dewa ketampanan? Ataukah dalam kisah rama, sinta dan rahwana. Ada kisah yang terbuang. Siapa yang tahu. Siapa yang tahu. Kalau rahwana menculik dewi sinta karena cinta dihati mereka? Bolehkah aku berkata itu terjadi karena cinta rahwana kepada sang rama.

Apakah ada sejarah yang sengaja dikaburkan? sengaja tercoret, sengaja dihilangkan untuk mengaburkan fakta akan kisah cinta seperti ini?! Mengapa hanya kisah kelam yang mengiringi kisah ini. Kisah umat nabi Luth yang harus musnah karena murka tuhan atas perilaku mereka.

Dengan penuh ketundukan, penuh ketaksiman aku bersimpuh pasrah. Tak ada niatku menggugat sejarah yang tlah baku. Apatahlagi meragukan kebenaran itu.tidak….tidak sama sekali!!!!

Namun………

Didalam sini. Didalam rongga dada ini. Bersemayam jiwa yang berontak. Dorongan hasrat yang ingin mencari tahu rahasia dibalik itu. Benarkan kehancuran kaum luth karena cinta dihati mereka?! Ataukah……. Murni kelakuan mereka dimana cinta itu menjadi kambing hitamnya. Ataukah……ini hanya kisah yang sengaja dibesar-besarkan untuk menutup fakta yang sebenarnya.

Yach Allah, yach tuhanku.

Apakah sebenarnya bumimu ini adalah gumpalan tanah yang berselaput air ataukah hamparan air dengan bongkahan-bongkahan tanah. Adakah yang salah pada kedua pendapat itu? Seperti sebuah gelas yang berisi setengah air. Mungkin kami berkata itu adalah gelas yang berisi setengah penuh air. Mungkin orang lain berkata itu gelas setengah kosong.ada yang berbeda padahal objeknya sama. Bukankah perbedaan adalah rahmat?!

Wahai Tuhanku!!!

Hatiku selalu bertanya. Andai tak terpisah tabir antara aku dengan engkau, mungkin aku menghadap padamu. Bertanya kepadamu. Berkeluh kesah padamu. Kalaulah ini adalah dosa, kalau ini adalah rona yang hitam mengapa engkau ciptakan dia dihati kami. Mengapa musti kami. Dan mengapa musti……aku!!!. Masih banyak hambamu yang lain. Kalau ini adalah murkamu. Apa salahku? Apa dosaku kala dalam rahim bundaku. Apakah engkau sengaja menyisipkan benih dosa itu, sengaja kau ciptakan dosa itu untuk menjebak diriku. Engkau maha tahu. Aku ini hambamu yang lemah. Aku tak kuasa melawan gejolak itu. Aku laksana daun kering diatas arus sungai. Aku mengalir terbawah jauh kesamudra kemanapun arus membawaku. Ini adalah kekuatan diluar kuasaku sebagai manusia.

Tuhan……….

Kadang aku diam. Menatap hamba-hambamu yang lain. Mereka yang tak pernah resah mengembang titah ini. Mereka yang tak ternoda sepertiku. Betapa bahagianya mereka. Betapa senangnya mereka. Mereka tak perlu risau dicemooh orang. Mereka tak perlu gundah dengan ancaman adzabmu. Apa benar……apa benar selentingan mereka. Celoteh mereka. Tuduhan mereka kepadaku. Katanya shalatku sia-sia, puasaku percuma, amalanku terhambat hijap kepadamu. Toh semua itu tiada terhitung kala perhitungan amal kelak diakherat nanti. Neraka menungguku. Semuanya karena kodrat yang tersalahi. Tapi kodrat yang mana? Kodrat yang mana? Bagiku ini bukan pilihan. Ini adalah titah. Andai sebuah pilihan tak mungkin aku seperti ini.

Ahhhh Tuhan!!!!

Cukuplah diriku yang memikul beban ini. Jangan biarkan orang lain tercebur bersamaku. Jangan biarkan orang lain menemaniku dalam neraka. Bisikkanlah ilham dihati orangtuaku. Jangan biarkan mereka mendesakku mempersunting seorang gadis sebagai pendampingku. Gadis yang tak pernah ada cinta dihatiku. Karena rasa itu tlah kulabuhkan pada sosok lain

Maafkan aku!!!

Maafkan aku!!!

Maafkan aku!!!!

No comments: